EFEK

Minggu, 22 Juni 2014

TARIAN ADAT MALUKU UTARA

TARIAN CAKALELE

Tarian Cakalele ini merupakan tarian perang yang saat ini dipertunjukan pada saat menyambut tamu agung yang datang ke daerah tersebut . Tarian Cakalele ini tersebut dimainkan oleh beberapa pria yang biasanya menggunakan PARANG dan SALAWAKU sedangkan wanita biasa menggunakan LENSO (sapu tangan). tarian tersebut merupakan tarian tradisional khas MALUKU .


                                                                TARIAN CAKALELE


TARIAN BAMBU GILA MALUKU UTARA

Tarian ini merupakan tarian yang sangat mistis di daerah maluku utara . tepatnya di daerah hutan bambu di kaki gunung GAMALAMA . Awal tarian ini yaitu untuk memindahkan kapal kayu yang telah jadi dibuat dari gunung ke pantai . Tarian tersebut juga digunakan untuk memindahkan kapal yang sudah kandas di laut . Bahkan untuk para raja-raja tarian bambu gila ini juga digunakan untuk melawan para musuh yang datang untuk menyerang . Dan sekarang tarian tersebut dijadikan sebagai hiburan pada saat ada acara adat dan pesta . Tarian tersebut menggunakan bambu yang berukuran kira - kira 10 - 15 meter . Sebelum tarian ini dimulai pertama-tama pawang akan membakar kemenyan atau dupa  terlebih dahulu dengan diirngi pembacaan doa agar diberikan keselamatan hingga selesai memainkan. Setelah itu bambu tersebut berguncangan dengan perlahan semakin lama bambu tersebut akan semakin kencang.




Tarian bambu gila ini dimainkan oleh para 6 lelaki tubuh besar yang memegangi bambu dan dibawa berputar mengelilingin lapangan mengikuti arah gerakan bambu tersebut . Bambu tersebut memiliki berat berton-ton sehingga keenam pria tersebut tak kuasa untuk menahannya.



Tarian Soya-soya

Tarian ini berlatarbelakang peristiwa dalam sejarah Ternate, semasa pemerintah Sultan
Babullah (1570-1583), yaitu tatkala Sultan Babullah menyerbu benteng Portugis di Kastela  (Santo Paolo Pedro) untuk mengambil jenasah ayahnya. Sultan Khairun yang dibunuh secara kejam oleh tentara Portugis di dalam benteng tersebut. Tarian yang bertemakan patriotisme ini diciptakan oleh para seniman kesultanan untuk mengabdikan peristiwa bersejarah tersebut.

Tarian soya-soya ini, diartikan sebagai tarian pejmeputan. Sebab, biasanya tarian ini kerap diperagakan saat akan melakukan penjemputan tamu penting atau tamu kebesaran oleh pihak Keslutanan yang datang.

Selain tarian cakalele, tarian soya-soya ini juga diistilahkan dengan tarian perang, karena berdasarkan laterbalakang tarian ini, digunakan oleh pasukan keslutanan untuk berperang melawan penjajah.













Tarian Lenso


 
 
Tarian Lenso adalah tarian muda-mudi dari daerah Minahasa (sulut) dan daeah Maluku,Tarian ini biasanya di bawakan secara ramai-ramai bila ada Pesta. Baik Pesta Pernikahan, Panen Cengkeh, Tahun Baru dan kegiatan lainnya.
Tarian ini juga sekaligus ajang Pencarian jodoh bagi mereka yang masih bujang...mau coba?
Lenso artinya Saputangan. Istilah Lenso, hanya dipakai oleh orang-orang (masyarakat di daerah Sulut, sebagian Sulteng dan daerah lain di Indonesia Timur)
 
 
TARIAN TIDETIDE
Tidetide adalah tarian khas Halmahera Utara yang biasanya dipentaskan pada acara tertentu seperti pada pesta perkawinan adat atau pesta rakyat. Gerakan pada tarian Tidetide memiliki makna tertentu yang dapat diartikan sebagai bahasa pergaulan sehingga Tidetide juga dikenal sebagai tari pergaulan. Tarian ini dibawakan oleh kelompok penari pria dan wanita yang berjumlah 12 orang sambil diiringi tabuhan tifa, gong dan biola. tarian Tide-Tide yang berasal dari daerah ternate dan tarian tersebut mempunyai ciri khas adat seatoran Maluku kie raha sehingga tarian ini di pakai dalam upacara perkawinan maupun acara hajatan dan lain-lain.
Tarian ini memiliki arti kesuburan alam semesta serta motif-motif mistik. sebagai tarian adat  tide-tide merupakan bentuk tarian tradisional yang sudah sangat kuno. Tarian ini aslinya tidak bersifat liris, ditarikan secara duet oleh penari putera- puteri dalam 2 sampai 6 pasangan.
 
Selain Tidetide, Halmahera Utara juga memiliki Dengedenge sebagai tarian pergaulan yang biasanya dibawakan oleh sekelompok penari pria dan wanita sambil diiringi nyanyian-nyanyian berupa syair pantun yang memiliki makna cinta dan harapan di masa depan. Tidak jarang tarian ini diakhiri dengan sebuah kesepakatan untuk menikah antara si penari pria dan wanita. Nyanyian pengiring Dengedenge dibawakan dengan cara saling berbalas-balasan.

TARIAN GUMATERE
 
 
Dimaksudkan untuk meminta petunjuk atas suatu persoalan ataupun fenomena alam yang sedang terjadi. Tarian ini dibawakan oleh 30 orang penari pria dan wanita. Penari pria menggunakan tombak dan pedang sedangkan penari wanita menggunakan lenso. Yang unik dari tarian ini adalah salah seorang penari akan menggunakan kain hitam, nyiru dan lilin untuk ritual meminta petunjuk atas suatu kejadian. Gumatere merupakan tarian tradisional rakyat Morotai.
 


TARIAN DENGEDENGE
 
 
Selain Tidetide, Halmahera Utara juga memiliki Dengedenge sebagai tarian pergaulan yang biasanya dibawakan oleh sekelompok penari pria dan wanita sambil diiringi nyanyian-nyanyian berupa syair pantun yang memiliki makna cinta dan harapan di masa depan. Tidak jarang tarian ini diakhiri dengan sebuah kesepakatan untuk menikah antara si penari pria dan wanita. Nyanyian pengiring Dengedenge dibawakan dengan cara saling berbalas-balasan.

SENJATA KHAS MALUKU UTARA

Parang Salawaku adalah sepasang senjata tradisional dari Maluku.Parang Salawaku terdiri dari Parang (pisau panjang) dan Salawaku (perisai) yang pada masa lalu adalah senjata yang digunakan untuk berperang.Di lambang pemerintah kota Ambon, dapat dijumpai pula Parang Salawaku. Bagi masyarakat Maluku, Parang dan Salawaku adalah simbol kemerdekan rakyat.
Senjata ini dapat disaksikan pada saat menari Cakalele, yaitu tarian yang menyimbolkan kekuatan kaum pria Maluku.Parang di tangan kanan penari melambangkan keberanian sementara salawaku di tangan kiri melambangkan perjuangan untuk mendapatkan keadilan.
Parang Salawaku merupakan kerajinan tangan khas orang Maluku.Parang dibuat dari besi yang ditempa dengan ukuran bervariasi, biasanya antara 90-100 cm.Pegangan parang terbuat dari kayu besi atau kayu gapusa. Sementara itu, salawaku dibuat dari kayu keras yang dihiasi kulit kerang laut.

PAKAIAN ADAT MALUKU UTARA

MALUKU UTARA
Pakaian Manteren Lamo
Pakaian Manteren Lamo (Sultan) yang terdiri atas celana panjang hitam dengan bis merah memanjang dari atas ke bawah, baju berbentuk jas tertutup dengan kancing besar terbuat dari perak berjumlah sembilan . Sementara itu, leher jas, ujung tangan, dan saku jas yang terletak di bagian luar berwarna merah.

ALAT MUSIK KHAS MALUKU UTARA

Tifa
Alat musik yang memiliki nama cukup unik dan singkat ini adalah alat musik seperti gendang yang dibuat dari bahan kayu yang tengahnya dilubagi atau dikorek isinya sehingga berlubang. Kemudian salah satu ujungnya ditutup dengan kulit rusa yang sudah dikeringkan. Sehingga ketika dipukul akan menghasilkan suara.
 
Idiokordo
Alat musik petik ini sering disebut juga dengan nama Tatabuhan. Bentuknya seperti siter yang memiliki senar. Dimainkan dengan cara dipetik senarnya. Bagian utamanya terbuat dari kayu yang diukir dan dibentuk sedemikian rupa.
 
Gong
Inilah salah satu alat musik tidak bernada yang terkenal hingga ke manca negara. Bahkan untuk acara-acara resmi kenegaraan seperti rapat paripurna, rapat nasional, semintar, muktamar dan lain sebagainya tidak lepas dari suara pukulan Gong ini. Gong juga merupakan alat musik tradisional Maluku yang terbuat dari logam.




Arababu
Arababu adalah sejenis rebab yang dibuat dari kayu. Namun sebagai ruang penghasil suaranya dibuat dengan bambu.
 
Korno
Mungkin ini alat musik yang paling unik karena dibuat bukan dari kayu, bukan dari bambu, bukan juga dari kulit, namun dibuat dari rumah siput yang dimainkan dengan cara ditiup. Unik, bukan?
Nah, itulah beberapa alat musik tradisional Maluku yang tentunya menjadi tambahan wawasan bagi kita akan kekayaan seni dan budaya dari negeri tercinta kita, Indonesia.
 

Makanan Khas Maluku Utara

1.) GOHU IKAN



Makanan Khas ini dibuat dari ikan tuna mentah. Tidak heran bila banyak orang menyebutnya sebagai sashimi Ternate. Umumnya, di Ternate, gohu ikan dibuat dari ikan tuna (yellowfin tuna = Thunnus albacares). Bila tuna sedang tidak musim, ikan cakalang (skipjack) juga dapat dipakai – sekalipun teksturnya tidak semulus tuna

2.) GATANG KENARI



Salah satu makanan Khas Maluku Utara yang sangat terkenal, Getang kenari, atau biasa orang menyebutnya ketam kenari = kepiting kenari, Kepiting kenari adalah satwa darat yang pintar memetik dan mengupas buah kelapa, serta menjadikannya makanan kegemaran mereka. Karena itulah kepiting kenari dianggap lebih gurih dan manis dagingnya dibanding kepiting biasa.

3.) HALUA KENARI



Halua Kenari atau dalam bahasa Inggris 'Java Almond Fudge', merupakan cemilan manis yang sangat digemari banyak penikmat. Halua kenari terkenal dengan rasanya yang manis dengan cita rasanya yang unik.

4.) PAPEDA



Papeda atau bubur sagu itulah makanan pokok di daerah Maluku dan Papua. Makanan pengganti nasi ini terbuat dari tepung sagu dan diolah oleh para penduduk di pedalaman Papua.

5.) NASI JAHA

nasi-jaha

Nasi Jaha adalah makanan tradisional di Maluku Utara. Biasanya makanan khas Maluku Utara terbuat dari beras biasa dan beras pulo (ketan) dengan santan kelapa dengan berukuran 30-50 cm. Bahkan ada yang mencapai 1 meter, semuanya dilihat dari panjang bulu (bambu) yang dipakai sebagai perlengkapan pembuatan makanan ini

RUMAH ADAT MALUKU UTARA




Anjungan Maluku Utara berdiri di belakang gerbang bernama sama. Berupa rumah panggung berbentuk mirip lingkaran, terbuat dari kayu dan beratap ijuk. Merupakan model rumah adat suku Sasa’du dari Halmahera Barat, salah satu suku asli di Maluku Utara.
Maluku Utara merupakan provinsi baru pemekaran provinsi Maluku. Terdiri dari dua pulau besar yaitu pulau Halmahera dan Morotai. Maluku Utara sebelum masa kolonial merupakan federasi empat kesultanan yang disebut Moloku Kie Raha (kerajaan empat gunung) yaitu kesultanan Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo.



Rumah Adat Sasadu
Sasadu adalah nama rumah tradisional di Maluku Utara, rumah ini digunakan masyarakat Sahu dan Jailolo sebagai tempat upacara adat pada saat panen dan tempat musyawarah/rapat masyarakat setempat

KESENIAN DAN KEBUDAYAAN MALUKU UTARA

Maluku utara adalah surga tropis di Indonesia bagian timur. Inilah tempat wisata bahari, budaya, purbakala, sejarah, dan ada istiadat. Daerah ini pada mulanya adalah bekas wilayah empat kerajaan Islam terbesar di bagian timur Nusantara yang dikenal dengan sebutan Kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Empat Gunung di Maluku) yaitu Bacan, Jailolo, Ternate, dan Tidore.

Ibu kota Maluku Utara terletak di Sofifi, Kecamatan Oba Utara. Sejak 4 Agustus 2010 daerah ini menggantikan kota terbesarnya, Ternate, yang berfungsi sebagai ibu kota sementara selama 11 tahun untuk menunggu kesiapan infrastruktur di Sofifi.

Provinsi Maluku Utara terdiri dari 395 pulau besar dan kecil yang tersebar di perairan yang menakjubkan. Pulau yang telah dihuni sebanyak 64 buah dan yang tidak dihuni sebanyak 331 buah.
Palau Bobale, Halmahera Utara, Maluku Utara, Indonesia
Salah satu pulau yang tidak berpenghuni adalah Pulau Dodola. Pulau ini adalah contoh dari pantai tropis yang indah. Pasir putih seluas 16 km mengelilingi pantai dengan airnya yang jernih. Di pulau ini, pengunjung dapat melakukan banyak kegiatan menarik seperti berenang, berjemur, dan menyelam. Pulau Maitara juga menawarkan kehidupan laut yang fantastis. Pulau ini terletak di tengah Pulau Tidore dan Ternate.
Maluku Utara memiliki objek wisata bahari berupa pulau-pulau dan pantai yang indah dengan taman laut serta jenis ikan hias beragam jenis. Wisata alam seperti batu lubang tersebar hampir di seluruh wilayah. Ada juga hutan wisata sekaligus taman nasional dengan spesies endemik ranking ke 10 di dunia.
Kawasan suaka alam yang terdiri dari beberapa jenis, baik di daratan maupun di perairan laut seperti Cagar Alam Gunung Sibela di Pulau Bacan, Cagar Alam di Pulau Obi, Cagar Alam Taliabu di Pulau Taliabu dan Cagar Alam di Pulau Seho.
Kawasan Cagar Alam Budaya yang memiliki nilai sejarah kepurbakalaan tersebar di wilayah Provinsi Maluku Utara meliputi cagar alam budaya di Kota Ternate, Kota Tidore, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan, dan Halmaerah Utara.


Luas total wilayah Provinsi Maluku Utara mencapai 140.255,32 km². Sebagian besar merupakan wilayah perairan laut, yaitu seluas 106.977,32 km² (76,27%). Sisanya seluas 33.278 km² (23,73%) adalah daratan.