TARIAN CAKALELE
TARIAN BAMBU GILA MALUKU UTARA
Tarian ini merupakan tarian yang sangat mistis di daerah maluku utara . tepatnya di daerah hutan bambu di kaki gunung GAMALAMA . Awal tarian ini yaitu untuk memindahkan kapal kayu yang telah jadi dibuat dari gunung ke pantai . Tarian tersebut juga digunakan untuk memindahkan kapal yang sudah kandas di laut . Bahkan untuk para raja-raja tarian bambu gila ini juga digunakan untuk melawan para musuh yang datang untuk menyerang . Dan sekarang tarian tersebut dijadikan sebagai hiburan pada saat ada acara adat dan pesta . Tarian tersebut menggunakan bambu yang berukuran kira - kira 10 - 15 meter . Sebelum tarian ini dimulai pertama-tama pawang akan membakar kemenyan atau dupa terlebih dahulu dengan diirngi pembacaan doa agar diberikan keselamatan hingga selesai memainkan. Setelah itu bambu tersebut berguncangan dengan perlahan semakin lama bambu tersebut akan semakin kencang.
Tarian bambu gila ini dimainkan oleh para 6 lelaki tubuh besar yang memegangi bambu dan dibawa berputar mengelilingin lapangan mengikuti arah gerakan bambu tersebut . Bambu tersebut memiliki berat berton-ton sehingga keenam pria tersebut tak kuasa untuk menahannya.
Tarian Soya-soya
Tarian
ini berlatarbelakang peristiwa dalam sejarah Ternate, semasa pemerintah
Sultan
Babullah (1570-1583), yaitu tatkala Sultan Babullah menyerbu benteng Portugis di Kastela (Santo Paolo Pedro) untuk mengambil jenasah ayahnya. Sultan Khairun yang dibunuh secara kejam oleh tentara Portugis di dalam benteng tersebut. Tarian yang bertemakan patriotisme ini diciptakan oleh para seniman kesultanan untuk mengabdikan peristiwa bersejarah tersebut.
Tarian soya-soya ini, diartikan sebagai tarian pejmeputan. Sebab, biasanya tarian ini kerap diperagakan saat akan melakukan penjemputan tamu penting atau tamu kebesaran oleh pihak Keslutanan yang datang.
Selain tarian cakalele, tarian soya-soya ini juga diistilahkan dengan tarian perang, karena berdasarkan laterbalakang tarian ini, digunakan oleh pasukan keslutanan untuk berperang melawan penjajah.
Tarian Lenso
Tarian Lenso adalah tarian muda-mudi dari daerah Minahasa (sulut) dan daeah Maluku,Tarian ini biasanya di bawakan secara ramai-ramai bila ada Pesta. Baik Pesta Pernikahan, Panen Cengkeh, Tahun Baru dan kegiatan lainnya.
Tarian ini juga sekaligus ajang Pencarian jodoh bagi mereka yang masih bujang...mau coba?
Lenso artinya Saputangan. Istilah Lenso, hanya dipakai oleh orang-orang (masyarakat di daerah Sulut, sebagian Sulteng dan daerah lain di Indonesia Timur)
Babullah (1570-1583), yaitu tatkala Sultan Babullah menyerbu benteng Portugis di Kastela (Santo Paolo Pedro) untuk mengambil jenasah ayahnya. Sultan Khairun yang dibunuh secara kejam oleh tentara Portugis di dalam benteng tersebut. Tarian yang bertemakan patriotisme ini diciptakan oleh para seniman kesultanan untuk mengabdikan peristiwa bersejarah tersebut.
Tarian soya-soya ini, diartikan sebagai tarian pejmeputan. Sebab, biasanya tarian ini kerap diperagakan saat akan melakukan penjemputan tamu penting atau tamu kebesaran oleh pihak Keslutanan yang datang.
Selain tarian cakalele, tarian soya-soya ini juga diistilahkan dengan tarian perang, karena berdasarkan laterbalakang tarian ini, digunakan oleh pasukan keslutanan untuk berperang melawan penjajah.
Tarian Lenso
Tarian Lenso adalah tarian muda-mudi dari daerah Minahasa (sulut) dan daeah Maluku,Tarian ini biasanya di bawakan secara ramai-ramai bila ada Pesta. Baik Pesta Pernikahan, Panen Cengkeh, Tahun Baru dan kegiatan lainnya.
Tarian ini juga sekaligus ajang Pencarian jodoh bagi mereka yang masih bujang...mau coba?
Lenso artinya Saputangan. Istilah Lenso, hanya dipakai oleh orang-orang (masyarakat di daerah Sulut, sebagian Sulteng dan daerah lain di Indonesia Timur)
TARIAN TIDETIDE
Tidetide
adalah tarian khas Halmahera Utara yang biasanya dipentaskan pada acara
tertentu seperti pada pesta perkawinan adat atau pesta rakyat. Gerakan
pada tarian Tidetide memiliki makna tertentu yang dapat diartikan
sebagai bahasa pergaulan sehingga Tidetide juga dikenal sebagai tari
pergaulan. Tarian ini dibawakan oleh kelompok penari pria dan wanita
yang berjumlah 12 orang sambil diiringi tabuhan tifa, gong dan biola.
tarian Tide-Tide yang berasal dari daerah ternate dan tarian tersebut
mempunyai ciri khas adat seatoran Maluku kie raha sehingga tarian ini di
pakai dalam upacara perkawinan maupun acara hajatan dan lain-lain.
Tarian ini memiliki arti kesuburan alam
semesta serta motif-motif mistik. sebagai tarian adat tide-tide
merupakan bentuk tarian tradisional yang sudah sangat kuno. Tarian ini
aslinya tidak bersifat liris, ditarikan secara duet oleh penari putera-
puteri dalam 2 sampai 6 pasangan.
Selain
Tidetide, Halmahera Utara juga memiliki Dengedenge sebagai tarian
pergaulan yang biasanya dibawakan oleh sekelompok penari pria dan wanita
sambil diiringi nyanyian-nyanyian berupa syair pantun yang memiliki
makna cinta dan harapan di masa depan. Tidak jarang tarian ini diakhiri
dengan sebuah kesepakatan untuk menikah antara si penari pria dan
wanita. Nyanyian pengiring Dengedenge dibawakan dengan cara saling
berbalas-balasan.
TARIAN GUMATERE
Dimaksudkan
untuk meminta petunjuk atas suatu persoalan ataupun fenomena alam yang
sedang terjadi. Tarian ini dibawakan oleh 30 orang penari pria dan
wanita. Penari pria menggunakan tombak dan pedang sedangkan penari
wanita menggunakan lenso. Yang unik dari tarian ini adalah salah seorang
penari akan menggunakan kain hitam, nyiru dan lilin untuk ritual
meminta petunjuk atas suatu kejadian. Gumatere merupakan tarian
tradisional rakyat Morotai.
TARIAN DENGEDENGE
Selain
Tidetide, Halmahera Utara juga memiliki Dengedenge sebagai tarian
pergaulan yang biasanya dibawakan oleh sekelompok penari pria dan wanita
sambil diiringi nyanyian-nyanyian berupa syair pantun yang memiliki
makna cinta dan harapan di masa depan. Tidak jarang tarian ini diakhiri
dengan sebuah kesepakatan untuk menikah antara si penari pria dan
wanita. Nyanyian pengiring Dengedenge dibawakan dengan cara saling
berbalas-balasan.